CaraMemakai Jilbab Yang Baik Sebagaimana tertulis dalam Al Qur'an surat An Nur ayat 26, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)".Terus, apa hubungannya jilbab dengan kutipan ayat di atas? Ya, sosok wanita yang baik dalam pandangan islam adalah mereka yang
GALILEANETWORKTerimakasih banyak untuk semua bentuk dukungan, jika membutuhkan konseling & Doa dari kami silahkan menghubungi di WA; 0813-8161-3924_____
Mulailahujian yang keras menimpa kaum muslimin dengan berbagai macam bentuknya,akan tetapi Khadijah berdiri kokoh bak sebuah gunung yang tegar kokoh dan kuat. Beliau wujudkan Firman Allah Ta'ala: "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman' , sedangkan mereka tidak diuji lagi?". (Al-'Ankabut:1-2).
punmemerdekakan Sumayyah. Sempurnalah kebahagiaan keluarga itu. Kala Islam mulai memancarkan cahayanya di Mekah, dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi rua Sallam pun baru mendapatkan perintah untuk menyebarkan Islam secara diam-diam, Sumayyah dan keluarganya termasuk orang yang pertama masuk Islam. Menurut para ahli sejarah,
Sampaikanpula sebuah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka juga akan mendapat balasan besar di akhirat berupa surga-surga dan sungai-sungai yang indah di sisi Rabb mereka kelak. keluarga beserta sahabatnya. B. Iman dan Kesabaran Sahabat-sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. tentu baginya keridhaan Allah, dan siapa yang murka
Ammarbin Yasir radhiyallahu 'anhu, adalah salah seorang sahabat Nabi yang termasuk assabiqunal awwalun, golongan yang pertama kali masuk Islam. Ayahnya, Yas
KisahKesabaran Sahabat dalam Peperangan Kekalahan kaum muslimin dalam Perang Uhud menyimpan hikmah yang luar biasa, bahwa wali-wali Allah t
ui0G5. Dalam sejarah perjalanan dakwah Rasulullah dikisahkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah dalam menghadapi kemusyrikan kaum kafir di Makkah pada saat itu. Terlebih lagi di kota Makkah Rasulullah SAW dan para sahabat mendapatkan banyak siksaan dan kecaman dari kaum kafir Quraisy yang menganggap bahwa Nabi Muhammad akan mengancam keberadaan sesembahan yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Dengan demikian, mereka dengan sekuat tenaga menentang ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Namun Rasulullah tentu tidak pasrah dengan keadaan yang demikian, beliau dengan sabar senantiasa menghadapi kekejaman mereka dengan baik, tanpa adanya pembalasan. Sehingga tak sedikit pula orang-orang pada saat itu terketuk pintu hatinya, dan menyatakan dirinya masuk Islam karena melihat indahnya akhlak yang dimiliki oleh Rasulullah SAW. Tak jarang para sahabat yang memeluk Islam mendapatkan siksaan yang dilakukan oleh kaum kafir dengan sangat kejam. Salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang mendapatkan siksaan tersebut adalah seorang perempuan yang merelakan keluarga dan nyawanya untuk tetap menegakkan agama Allah. Bila kita banyak mengetahui sahabat laki-laki yang syahid dimedan perang untuk membela agama Allah, tentu kita juga perlu tahu bahwa terdapat syahidah atau orang yang syahid perempuan dalam Islam. Dan orang perempuan yang syahid pertama kali dalam islam adalah Sumayyah binti Khayyat. Sumayyah binti Khayyat atau juga biasa disebut Sumayyah binti Khabath merupakan salah seorang yang termasuk dalam golongan orang-orang yang memeluk Islam pertama. Beliau merupakan seorang budak dari majikan yang bernama Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah Al-Makhzumi. Oleh majikannya tersebut, Sumayyah kemudian dinikahkanoleh tamunya yang berasal dari Yaman yakni Yasir bin Amir, dan dari pernikahan tersebut mereka dikarunia anak yakni Ammar dan Ubaidillah, kemudian Sumayyah dimerdekakan. Ketika Abu Hudzaifah meninggal keluarga Yasir tersebut mendapatkan perlindungan dari Bani Makhzum. Cahaya Islam di Makkah pada saat itu mulai tersebar, dan Ammar yang beranjak dewasa memiliki rasa penasaran mengenai ajaran yang dibawa oleh Rasulullah tersebut. sehingga Ammar mendatangi Rasulullah SAW di rumah Arqam untuk mendengar penjelasan dari Rasulullah mengenai Islam. Dari sini Ammar takjub dengan penjelasan Rasulullah mengenai kebenaran firman Allah SWT, sehingga tanpa ragu Ammar mengucapkan syahadatnya dan secara sah menjadi seorang muslim. Sepulangnya dari rumah Arqam, Ammar menyampaikan kabar keislamannya kepada kedua orangtuanya. Dan hati ayah dan ibunya pun juga merasa terketuk dengan ajaran Islam yang dikabarkan melalui putranya, sehingga keduanya mengikuti jejak putranya untuk berikrar dan menjadi seorang muslim. Keimanan yang dimiliki oleh orang muslim pada saat itu tidak secara terang-terangan diketahui oleh banyak pihak, dan justru menyembunyikan keimanannya. Karena kondisi pada saat itu, adanya ancaman dari kaum kafir Makkah yang menentang ajaran Rasulullah SAW. Namun, akhirnya kaum kafir Makkah pun mengetahui tentang keimanan dari keluarga Sumayyah tersebut, termasuk Bani Makhzum yang selama ini menjadi pelindung mereka. Kaum kafir Quraisy murka dengan ketauhidan yang dimiliki oleh keluarga Sumayyah, sehingga mereka mendatangi rumah keluarga Sumayyah, kemudian menangkapnya dan menyeretnya kehadapan khalayak umum untuk disiksa. Tak berhenti sampai disitu, merekapun juga disiksa diluar kota Makkah sampai mereka mau meninggalkan ajaran Rasulullah SAW. Sumayyah dan keluarganya pun terus-terusan disiksa oleh kafir Quraisy yang dipelopori oleh Abu Jahal. Keluarga Sumayyah ditusuk tombak oleh Abu Jahal dengan bertubi-tubi seraya diseret secara kasar oleh pengikut Abu Jahal. Kemudian mereka berhenti ditanah lapang yang dipenuhi dengan batu bongkah yang besar. Sumayyah, suaminya dan anaknya dibakar dibawah terik matahari padang pasir. Kaki dan tangan mereka diikat dengan erat sehingga tidak dapat bergerak sedikitpun. Abu Jahal dan para pembesar Qurasiy pun tertawa gembira melihat penyiksaan yang mereka lakukan terhadap keluarga Sumayyah. Tentu tak bisa dibayangkan seperti apa pedihnya siksaan yang dirasakan oleh keluarga Sumayyah pada saat itu demi mempertahankan iman dalam hatinya. Meskipun ditimpakan siksaan yang bertubi-tubi namun tidak ada satu kata kejipun yang keluar dari keluarga tersebut, mereka justru mengucapkan kalimat tauhid dan syahadat sebagai bukti keteguhannya dalam agama Rasulullah. Mereka terus disiksa dengan tanpa rasa belas kasihan ketika mereka disuruh untuk meninggalkan agama yang diyakininya dan mereka menolaknya. Sehingga tubuh mereka mengalir darah yang membasahi pasir, dibawah teriknya matahari darah tersebut cepat meresap dan mengering. Kabar mengenai penyiksaan keluarga Sumayyah ini pun terdengar oleh Rasulullah, sehingga beliau dan Abu Bakar bergegas menuju lokasi penyiksaan keluarga Sumayyah. Namun Rasulullah dan rombongan mu’min yang pada saat itu belum memiliki jumlah yang banyak dihalangi oleh orang-orang Quraisy dan tidak dapat melakukan perlawanan yang berarti kepada kaum kafir Quraisy. Siksaan pun belum juga berhenti dilakukan kepada keluarga Sumayyah, suaminya Yasir yang tetap kokoh mempertahankan tauhidnya pun akhirnya menghembuskan napas terakhir setelah Abu Jahal memakaikan baju besi dan meletakkan batu besar diatas tubuh Yasir. Sumayyah pun hancur melihat suaminya yang meninggal dengan cara disiksa seperti itu, namun beliau bahagia karena suaminya tetap teguh mempertahankan Islam hingga napas terakhirnya. Setelah kematian suaminya Sumayyah tetap bersikukuh mempertahankan keimanannya dan menentang permintaan Abu Jahal untuk meninggalkan ajaran Rasulullah. Abu Jahal punsemakin geram hingga ia menusukkan tombak ke arah kemaluan Sumayyah. “Allahu Akbar” itulah kata terakhir Sumayyah sebelum menghembuskan napas terakhirnya dalam tikaman tombak Abu Jahal. Sumayyah dan keluarganya tentu dapat menjadi teladan bagi umat muslim untuk senantiasa mempertahankan keimanannya hingga akhir hayatnya. Syekh Ahmad Khalil Jam’ah menegaskan dalm bukunya Nisa min Ashri An-Nubuwwah bahwa dalam lintasan sejarah Islam tidak dikenal seorang perempuan yang memiliki kesabaran seperti Sumayyah, dengan ketauhidan yang begitu tangguh dan keras. Rasulullah SAW pernah berdo’a untuk keluarga Ysr dan Sumayyah “Wahai keluarga Yasir, bersabarlah. Sesungguhnya tempat kemali kalian adalah surga” HR. Al-Hakim. Dari do’a Rasulullah tersebut mengantarkan keluarga Yasir untuk dapat menahan segala siksaan yang dilakukan oleh Abu Jahal dan kaum kafir Quraisy sehingga berbuah kenikmatan yang tiada tara yang berupa surga jannatun na’im. Dari kisah Sumayyah dan keluarganya kita dapat mengambil hikmah berupa keteguhan iman yang perlu diperjuangkan hingga akhir hayat, meskipun nyawa menjadi taruhannya. Coba kita bayangkan apabila kita berada pada posisi keluarga Sumayyah, apakah kita akan sanggup mempertahankan iman kita dikondisi tersebut? Dengan demikian kita dapat senantiasa belajar untuk meningkatkan keimanan serta mempertahankannya, mengingat perjuangan kita mempertahankan keimanan tentunya tidak sekeras perjuangan yang dilakukan oleh keluarga Sumayyah. Dan kita patut bersyukur diberikan oleh Allah kesempatan berada dikehidupan seperti sekarang ini, dengan senantiasa bertaqawa kepada Allah, dan mempertahankan iman hingga hembusan napas terkahir. Oleh Fabby Aisyatul Mu’minah Az-zuhri Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
JAKARTA - Ketaatannya kepada Allah tak perlu diragukan lagi. Demi mempertahankan keimanan, nyawa pun rela dia berikan. Sosok itu bernama Sumayyah binti Khayyat. Seorang hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughirah. Wanita tersebut kemudian dinikahkan oleh seorang pendatang yang tinggal di Makkah yaitu Yasir. Sejak belia, Sumayyah hidup sendiri dan sering mengalami berbagai kesulitan, sebab tak ada kabilah yang bersedia membelanya. Dari pernikahannya bersama Yasir, Sumayyah dikarunia dua anak yakni Ammar dan Ubaidillah. Waktu terus berjalan, kedua putranya pun tumbuh dewasa. Sampai suatu hari Ammar mendengar dakwah Rasulullah. Merasa tertarik dengan agama yang diajarkan Sang Rasul, dia kemudian terus mendalaminya. Baginya, agama Islam sesuai fitrah manusia. Pasalnya, tak ada sistem perbudakan atau penyembahan terhadap manusia. Setelah resmi menjadi Muslim, Ammar lalu pulang menemui kedua orang tuanya. Di depan ayah ibunya, dia menceritakan soal Islam yang sudah menyentuh hatinya. Mendengar perkataan sang putra, Sumayyah dan Yasir juga tertarik masuk Islam. Tanpa keraguan, keluarga Yasir bersyahadat. Dengan begitu, mereka termasuk orang-orang pertama yang masuk Islam. Hal itu karena keluarga Yasir menjadi Muslim saat dakwah Rasulullah baru di tahap awal. Mendengar Sumayyah serta keluarganya mengikuti ajaran Nabi Muhammad, kaum kafir Quraisy sangat marah. Tak sekadar membenci, kaum kafir pun menyiksa keluarga Yasir. Beragam siksaan dilakukan, mulai dari dipukul, dijemur di padang pasir, hingga meletakkan batu di dada Sumayyah. Mereka terus menyiksa orang-orang saleh tersebut tanpa rasa ampun. Walau demikian, baik Sumayyah maupun anak dan suaminya tak mengeluh. Mereka tetap bertahan sekaligus teguh menjaga keimanan. Bahkan, ia terus mengucapkan "Ahad, Ahad, Ahad." Ucapan tersebut menunjukkan, baginya tiada tuhan selain Allah. Yasir, Ammar, dan Ubaidullah juga senantiasa menauhidkan Allah. Meski berbagai siksaan tak henti dilakukan kaum kafir Quraisy. Mengetahui keluarga Yasir tengah disiksa, Rasulullah langsung menengadahkan tangan ke langit seraya berseru, "Bersabarlah wahai keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kalian kembali adalah surga." Mendengar seruan Rasulullah, Sumayyah serta keluarganya makin kuat. Mereka tak peduli lagi dengan segala siksaan yang diterima. "Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah. Aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar," ujar Sumayyah penuh keyakinan. Wanita tersebut mengembuskan napas terakhirnya di tangan kaum kafir dalam perjuangannya mempertahankan agama serta akidahnya. Sejarah pun mencatat nya sebagai syahidah pertama dalam Islam. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Tahukah kalian, siapa wanita pertama yang syahid dijalan Allah..? Ya dia bernama SUmayyah binti Hayyat. Kisah perjuangannya dalam islam sangat luar biasa, terutama dalam mempertahankan keimanan dan keislamanya. Sumayyah dan keluarganya juga termasuk kategori orang-orang yang memeluk islam pertama kali atau istilahnya disebut Assabiqunal Awwalun. Lalu seperti apa kisah luar biasa yang dialami Sumayyah..? Berikut kisah selengkapnya SUMAYYAH WANITA SYAHID PERTAMA DALAM SEJARAH ISLAM Awalnya Sumayyah adalah seorang wanita budak dari Abu Hudzaifah. Kemudian Sumayyah dinikahkan majikanya dengan seorang tamu bernama Yasir bin Amir yang berasal dari negeri yaman. Dari pernikahan itu keduanya dianugerahi Allah dua buah hati yang bernama Ammar dan Ubaidillah. Setelah itu Sumayyah dimerdekakan oleh sang majikan yaitu Abu Hudzaifah. Kemudian, setelah majikanya wafat, Yasir dan sumayyah berada dibawah perlindungan bani Makhzum. Keluarga sumayyah hidup Bahagia meskipun berada dalam banyak keterbatasan. Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, Putra Sumayyah yang bernama Ammar bin Yasir juga beranjak dewasa. Waktu itu bertepatan juga dengan Datangnya Ajaran islam yang dibawa Rasulullah SAW. Ammar merasa penasaran, ia lalu berkunjung kepada Rasulullah di rumah Arqam untuk mendengar langsung tentang ajaran islam. Dari sinilah Ammar merasa Takjub dengan Penjelasan Nabi Muhammad SAW, dan akhirnya ia berikrar syahadat dan masuk Agama islam. Hati Ammar sangat terketuk untuk memperjuangkan Ajaran Allah dan Rasulnya. Sepulang dari Arqam, Ammar lalu pulang menuju rumah kedua orang tuanya. Setelah sampai, ia lalu memberikan kabar gembira akan datangnya Ajaran islam yang Haq. Ammar memberikan banyak informasi ajaran islam kepada Kedua orang tuanya. Ajaran yang dibawan Nabi Muhammad SAW benar-benar sungguh luar biasa. Mendengar penjelasan puteranya, Ayah dan Ibu Ammar yaitu Yasir dan SUmayyah akhirnya Terbuka hatinya. Mereka lalu ikut berikrar syahdat, lalu masuk agama islam dan menjadi seorang muslim & Muslimah. waktu itu, orang-orang islam tidak secara terang menyatakan dirinya telah masuk islam, mereka banyak yang menyembunyikan keimanan dan islamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari segala ancaman dan kezaliman yang dilakukan orang-orang kafir yang membenci dan menolak ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Orang-orang kafir memang lebih menyukai agama leluhurnya, yaitu suka menyembah berhala dan melakukan banyak kemusyrikan. Agama islam yang masih lemah dan masih memiliki sedikit pengikut, jelas akan sangat rentan terhadap ancaman orang-orang kafir. Namun Suatu hari orang-orang kafir mendengar akan mulai banyaknya orang yang masuk islam dan menjadi pengikut Rasulullah SAW. Tidak terkecuali masuk islamnya keluarga sumayyah dan Bani Makhzum. Mendengar Berita itu, Emosi Kaum kafir Qurasih lalu meledak. Mereka sangat marah kepada keluarga Sumayyah. Mereka kemudian pergi menuju rumah Sumayyah untuk menagkapnya. Setelah sampai, orang-orang kafir qurasih lantas menangkap dan menyeret keluarga sumayyah . Sumayyah diseret kemuka ummum untuk kemudian disiksa dan dizalimi. Keluarga sumayyah terus disiksa oleh Abu jahal dan orang-orang kafir, hingga mereka bersedia untuk murtad dan meninggalkan ajaran islam. Kekejaman Abu jahal dan pengikutnya semakin menjadi-jadi dikala sumayyah dan keluarganya enggan melepas keislamanya. Abu jahal lantas menusukan tombaknya kearah keluarga sumayyah lalu menyeret mereka hingga berkali-kali. Secara bengis dan kasar, Abu jahal tanpa belas kasih menyeret seraya menyiksa mereka hingga sampai disebuah tanah lapang berbatu. Suami dan anak sumayyah lalu dibakar dibawah panasnya matahari padang pasir. Kedua tangan serta kaki mereka diikat sekencang-kencangnya hingga sulit untuk bergerak. Abu jahal dan orang-orang kafir qurasih lalu bergembira ria, tertawa-tawa atas penyiksaan yang telah mereka lakukan kepada keluarga SUmayyah. Tidak bisa dibayangkan sakitnya penyiksaan itu, Tidak terasa darah terus bercucuran mengalir dari tubuh keluarga sumayyah. Meskipun begitu, Iman keluarga sumayyah masih sangat kuat. Mereka hanya bersabar dan terus mengucapkan kalimat tauhid dan syahadat sebagai bukti keislamanya. Kemudian kabar penyiksaan keluarga sumayah sampai kepada Rasulullah SAW. Rasulullah dan Abu bakar lalu pergi menuju tempat penyiksaan Keluarga sumayyah. Namun Langkah beliau dihalangi oleh orang-orang kafir qurasih. Apalagi jumlah kaum muslim belum begitu banyak dibanding orang-orang kafir qurasih. Jadi meskipun mau melakukan perlawanan, tentu tidak seimbang dan tidak berarti apa-apa. Perjuangan Rasulullah dan orang-orang beriman diawal-awal keislaman benar-benar sangat berat dan menyakitkan. Salah satu titik beratnya adalah harus berhadapan dengan penentangan para kaum kafir. Penyiksaan Abu jahal dan kaum kafir Quraish terhadap Keluarga Sumayyah masih berlanjut. Berbagai ancaman dan siksaan terus diberikan sampai Sumayyah sekeluarga mau murtad dan meninggalkan ajaran islam. Karena masih enggan murtad, Abu Jahal lalu meletakkan baju besi dan batu besar keatas tubuh Suami SUmayyah yaitu Yasir bin Amir. Penyiksaan sadis itu lantas membuat Suaminya Meninggal dunia. Sumayyah sangat sedih kehilangan sang suami tercinta, namun ia sangat bersyukur karena suaminya meninggal dalam kondisi memegang keimanan dan islamnya. Setelah melihat suaminya meninggal, Sumayyah masih tetap bersikukuh mempertahankan keimanananya dan terus menentang permintaan Abu jahal untuk murtad. Sikap Sumayyah ini lantas membuat Abu Jahal semakin Murka dan Marah besar. Abu jahal lalu mengambil tombak dan menusukkan tombak itu kearah kemaluan Sumayyah. Seketika Bugggg, “Allahu Akbar” kata takbir terucap terakhir kalinya dari mulut Sumayyah. Beliau lantas menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggal dunia. Beliau wafat dalam kondisi syahid dan menjadi Syuhada Pertama dalam sejarah islam yang berasal dari golongan kaum wanita. Juga Kisah Mukjizat Rasulullah "Berkah Makanan yang Tak Kunjung Habis" Dalam kitab Nisa min Ashri An-Nubuwah, syekh Ahmad Khalil Jama’ah menjelaskan bahwa tidak ada wanita yang mempunyai kesabaran sesabar Sumayyah dalam meneguhhkan tauhid. Bahwan Nabi Muhammad SAW sendiri sampai mendoakan Keluarga Yasir dan Sumayyah “ Wahai keluarga Yasir, Sabar bersabarlah. Sungguh tempat kalian kembali adalah Surga HR. Al Hakim. Doa Rasulullah SAW ini menjadi bukti akan kemulian Keluarga Yasir dan Sumayyah, di mana kelurga itu lebih memilih disiksa dan menderita dari pada harus melepaskan iman dan islamnya. Hal inilah yang menjadikan Sumayyah memperoleh kenikmatan dan derajat mulia di Jannatun Na’im. Subhanallah, Semoga kisah ini bermanfaat. Wallahu A’lamu bishowab.
Home Mujahid Profile Sumayyah binti Khubbath Wanita Beriman Pertama yang Gugur Syahid Rabu, 26 Zulqaidah 1444 H / 24 Maret 2010 0930 wib views Kisah perjuangan Sumayyah sungguh indah dan menawan untuk didengar. Kisahnya memiliki pengaruh sangat kuat untuk generasi muslim sesudahnya. Dia menjalani kehidupannya dengan berbagai ujian dan cobaan; mulai dari ujian terkecil hingga yang besar. Sumayyah merampungkan ujian dalam kehidupannya dengan sebuah titel kesuksesan terbesar, yaitu kesyahidan. Dia terdaftar dalam urutan para syuhada yang akan menerima hadiah surga dari Allah dan hidup di sisi-Nya serta diberi rezeki bahwa ketika Islam mulai muncul ke permukaan, Sumayyah yang juga istri seorang syahid bernama Yasir dan ibu seorang syahid bernama Ammar itu segera menyambutnya, sehingga dia termasuk salah satu wanita beriman pada fase pertama kemunculan Islam. Bahkan dapat dikatakan bahwa Sumayyah adalah wanita pertama yang memberikan perlawanan kepada kaum musyrikin demi membela panji Islam. Ibnul Atsir mengatakan, “Dia adalah orang ketujuh dari tujuh orang yang mula-mula masuk Islam. Dia termasuk orang yang menerima siksaan berat demi Allah SWT.”Ibnu Mas’ud berkata, “Orang yang mula-mula membela Islam ada tujuh orang; Rasulullah SAW, Abu Bakar, Bilal, Khabbab, Shuhaib, Ammar, dan Sumayyah.”Di dalam bukunya, Nisaa` min Ashri An-Nubuwwah, Syaikh Ahmad Khalil Jam’ah menegaskan bahwa dalam lintasan sejarah Islam, tidak dikenal seorang wanita yang memiliki kesabaran seperti Sumayyah. “Dia menjadikan kesabaran sebagai sebuah syiarnya,” tulisnya. Ini mengingat, dapat dibayangkan bagaimana keadaan seorang wanita yang sudah tua renta, namun mampu menghadapi siksaan yang begitu berat dari orang-orang kafir. Disebabkan keimanan kepada Allah, dia sanggup menghadapi berbagai kesedihan dan kesulitan. ... Sumayyah tidak seorang diri menghadapi pedihnya siksaan dan getirnya kehidupan. Dia menghadapi siksaan bersama seluruh anggota keluarganya... Sumayyah tidak seorang diri menghadapi pedihnya siksaan dan getirnya kehidupan. Dia menghadapi siksaan bersama seluruh anggota keluarganya. Lecutan cemeti telah menghancurkan tubuh-tubuh mereka. Akan tetapi, keimanan yang kokoh kepada Allah laksana gunung karang yang tidak terpengaruh gelombang dahsyat ataupun angin yang bahwa Sumayyah diserahkan Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah kepada keponakannya, Abu Jahal yang fasik. Meski kondisinya sangat renta dan ringkih, namun Sumayyah mampu menghadapi apa yang orang kuat sekalipun tidak mampu menghadapinya. Abu Jahal yang telah dihinakan oleh Allah mengambilnya dengan tujuan memuaskan rasa dengki di dalam hatinya, sekaligus mencabut akidah Islam yang tertanam di dada intimidasi Abu Jahal, Sumayyah memilih diam seribu bahasa dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Abu Jahal mengolok-oloknya dengan berkata, “Engkau tidak beriman kepada Muhammad, melainkan karena engkau merindukan ketampanannya.” Namun Sumayyah tetap tidak mau berbicara. Dia bertahan dari siksaan dengan rasa bangga. Karena dia merasa jauh lebih mulia daripada Abu Jahal dan para pengikutnya. Dia bangga dengan akidah tauhid yang diyakininya. Dengan tauhid, Sumayyah merasa ringan menghadapi siksaan yang pahit, karena dia yakin berada di jalan Allah. ...Menghadapi intimidasi Abu Jahal, Sumayyah memilih diam seribu bahasa dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Abu Jahal mengolok-oloknya... Mengenai gambaran betapa beratnya siksaan yang dihadapi mereka, Ibnu Katsir menceritakan, dia menukil dari Ibnu Ishaq yang mengisahkan, “Ketika waktu zuhur tiba, Yasir, ayah, dan ibunya Sumayyah berangkat bersama Bani Makhzum. Mereka menyiksa keluarga Yasir di sekitar Kota Makkah. Rasulullah berlalu di dekat mereka seraya bersabda, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, dijanjikan surga untuk kalian.”Lalu Al-Baihaqi, dengan sanadnya, meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulukllah berlalu di dekat Ammar dan keluarganya yang sedang menerima siksaan. Kemudian beliau bersabda kepada mereka, “Bergembiralah wahai keluarga Ammar dan Yasir, sesungguhnya telah dijanjikan surga untuk kalian semua.” HR. Al-HakimKetika orang-orang musyrik telah merasa putus asa menghadapi ketabahan dan kesabaran Sumayyah, maka mereka membunuhnya dengan tombak yang dihunjamkan ke arah kemaluannya. Dan Sumayyah pun menjadi syahidah pertama. ... Ketika orang-orang musyrik telah merasa putus asa menghadapi ketabahan dan kesabaran Sumayyah, maka mereka membunuhnya... Kerasnya intimidasi dan dahsyatnya siksaan kaum kafir Quraisy menyebabkan anak dan suaminya juga terbunuh di jalan Allah. Mereka terbunuh sementara keimanan dan keislaman tetap kokoh bercokol di dalam hati Allah meridhai Sumayyah, anaknya, dan suaminya. Semoga mereka mendapatkan ampunan dari Allah, sebagai yang disabdakan Rasulullah, “Ya Allah, ampunilah keluarga Yasir, dan Engkau telah melakukan itu.” [ganna pryadha/ Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk.
Kisah perjuangan Sumayyah sungguh indah dan menawan untuk didengar. Kisahnya memiliki pengaruh sangat kuat untuk generasi muslim sesudahnya. Dia menjalani kehidupannya dengan berbagai ujian dan cobaan; mulai dari ujian terkecil hingga yang besar. Sumayyah merampungkan ujian dalam kehidupannya dengan sebuah titel kesuksesan terbesar, yaitu kesyahidan. Dia terdaftar dalam urutan para syuhada yang akan menerima hadiah surga dari Allah dan hidup di sisi-Nya serta diberi rezeki melimpah. Diceritakan bahwa ketika Islam mulai muncul ke permukaan, Sumayyah yang juga istri seorang syahid bernama Yasir dan ibu seorang syahid bernama Ammar itu segera menyambutnya, sehingga dia termasuk salah satu wanita beriman pada fase pertama kemunculan Islam. Bahkan dapat dikatakan bahwa Sumayyah adalah wanita pertama yang memberikan perlawanan kepada kaum musyrikin demi membela panji Islam. Ibnul Atsir mengatakan, “Dia adalah orang ketujuh dari tujuh orang yang mula-mula masuk Islam. Dia termasuk orang yang menerima siksaan berat demi Allah SWT.” Ibnu Mas’ud berkata, “Orang yang mula-mula membela Islam ada tujuh orang; Rasulullah SAW, Abu Bakar, Bilal, Khabbab, Shuhaib, Ammar, dan Sumayyah.” Di dalam bukunya, Nisaa` min Ashri An-Nubuwwah, Syaikh Ahmad Khalil Jam’ah menegaskan bahwa dalam lintasan sejarah Islam, tidak dikenal seorang wanita yang memiliki kesabaran seperti Sumayyah. “Dia menjadikan kesabaran sebagai sebuah syiarnya,” tulisnya. Ini mengingat, dapat dibayangkan bagaimana keadaan seorang wanita yang sudah tua renta, namun mampu menghadapi siksaan yang begitu berat dari orang-orang kafir. Disebabkan keimanan kepada Allah, dia sanggup menghadapi berbagai kesedihan dan kesulitan. Sumayyah tidak seorang diri menghadapi pedihnya siksaan dan getirnya kehidupan. Dia menghadapi siksaan bersama seluruh anggota keluarganya. Lecutan cemeti telah menghancurkan tubuh-tubuh mereka. Akan tetapi, keimanan yang kokoh kepada Allah laksana gunung karang yang tidak terpengaruh gelombang dahsyat ataupun angin yang hebat. Dikisahkan bahwa Sumayyah diserahkan Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah kepada keponakannya, Abu Jahal yang fasik. Meski kondisinya sangat renta dan ringkih, namun Sumayyah mampu menghadapi apa yang orang kuat sekalipun tidak mampu menghadapinya. Abu Jahal yang telah dihinakan oleh Allah mengambilnya dengan tujuan memuaskan rasa dengki di dalam hatinya, sekaligus mencabut akidah Islam yang tertanam di dada Sumayyah. Menghadapi intimidasi Abu Jahal, Sumayyah memilih diam seribu bahasa dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Abu Jahal mengolok-oloknya dengan berkata, “Engkau tidak beriman kepada Muhammad, melainkan karena engkau merindukan ketampanannya.” Namun Sumayyah tetap tidak mau berbicara. Dia bertahan dari siksaan dengan rasa bangga. Karena dia merasa jauh lebih mulia daripada Abu Jahal dan para pengikutnya. Dia bangga dengan akidah tauhid yang diyakininya. Dengan tauhid, Sumayyah merasa ringan menghadapi siksaan yang pahit, karena dia yakin berada di jalan Allah. Mengenai gambaran betapa beratnya siksaan yang dihadapi mereka, Ibnu Katsir menceritakan, dia menukil dari Ibnu Ishaq yang mengisahkan, “Ketika waktu zuhur tiba, Yasir, ayah, dan ibunya Sumayyah berangkat bersama Bani Makhzum. Mereka menyiksa keluarga Yasir di sekitar Kota Makkah. Rasulullah berlalu di dekat mereka seraya bersabda, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, dijanjikan surga untuk kalian.” Lalu Al-Baihaqi, dengan sanadnya, meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulukllah berlalu di dekat Ammar dan keluarganya yang sedang menerima siksaan. Kemudian beliau bersabda kepada mereka, “Bergembiralah wahai keluarga Ammar dan Yasir, sesungguhnya telah dijanjikan surga untuk kalian semua.” HR. Al-Hakim Ketika orang-orang musyrik telah merasa putus asa menghadapi ketabahan dan kesabaran Sumayyah, maka mereka membunuhnya dengan tombak yang dihunjamkan ke arah kemaluannya. Dan Sumayyah pun menjadi syahidah pertama. Kerasnya intimidasi dan dahsyatnya siksaan kaum kafir Quraisy menyebabkan anak dan suaminya juga terbunuh di jalan Allah. Mereka terbunuh sementara keimanan dan keislaman tetap kokoh bercokol di dalam hati mereka. Semoga Allah meridhai Sumayyah, anaknya, dan suaminya. Semoga mereka mendapatkan ampunan dari Allah, sebagai yang disabdakan Rasulullah, “Ya Allah, ampunilah keluarga Yasir, dan Engkau telah melakukan itu.” [ganna pryadha/ sumber Gambar sebagai ilustrasi saja
keluarga sumayyah mendapat ujian keimanan berupa